Tahun-Tahun Cahaya

 

 

Ada bunga yang baru mekar, katamu kemarin

Pun mataku masih enggan membuka

Setidaknya cahaya, janji yang Tuhan ceritakan,

masih terasa hangat di dada

Harumnya sampai kepadamu, kisahmu sebelum berangkat

Namun raga tetap berdiri

Pada bayang yang tak lagi berdiam

Abai pada indahnya, tak sadar betapa ku cinta

Ketika itu, hanya kugambar sajak sedihmu

Bening nan sepi, lama tak bersemat di pipi

Ada rindu yang kau simpan

Jauh tak terengkuh

Jarak yang tak mungkin kau bagi
Bahkan pada dahagaku

Mengapa terlambat, setelah tahun-tahun berlalu

Kala tak lagi igaumu membangunkan

Haru dalam beku

Sungguh kucari engkau

Di setiap diorama

Sunyi yang membawamu jauh dalam gulita

Kini melepas genggamnya

Mengapa sekarang? lirihku pada hela panjang

Retak yang membuatmu tetap terjaga

Namun bukan lagi untukku

Bukan pula karenaku

Ada teratai yang mekar, kabarmu lewat gemersik

Namun sujudku semakin rapat

Menumpah ruahkan seluruh isak

Sebab cinta yang terlalu

kepadamu.